Seperti Inikah Perspektif Jurnalis Jakarta Tentang Papua?
Sampai sekarang saya masih tidak habis pikir, mengapa masih ada wartawan media nasional yang menanyakan hal seperti dalam wawancara The Jakarta Post ini kepada orang Papua. Pertanyaan dalam wawancara The Jakarta Post berjudul The integration is `valid and final’ ini adalah pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya. Jika bertanya pada yang pro, pasti jawabannya akan seperti HMS. Kalau bertanya pada yang kontra, pasti jawabannya akan berlawanan dengan jawaban HMS. Ini sebenarnya mempertontonkan perspektif wartawan Jakarta tentang Papua. Seharusnya, pertanyaan ini diberikan kepada rakyat Papua, bukan satu atau dua orang yang pro atau anti. Pepera bukan cuma soal nasib satu dua orang atau sekelompok orang Papua, tapi nasib jutaan orang asli Papua. Kalau mau jujur dan adil, The Jakarta Pos bisa membuat polling tentang masalah ini setelah membuat penelusuran terhadap peristiwa Pepera tersebut. Atau dalam pertanyaan wawancara dengan HMS ini, salah satu pertanyaannya adalah apakah HMS bisa membuktikan bahwa masyarakat Papua di wilayah pemerintahannya telah menganggap Pepera ini sudah valid dan final? Kalaupun mau dilihat dari sisi kapasitas, HMS tidak berada dalam kapasitas pelaku Pepera atau ahli hukum internasional atau hukum tatanegara atau seorang sejarawan. Mungkin seperti inilah perspektif media nasional terhadap persoalan Papua.